Siapa yang mengirim Korah, Dathan dan Abiram hidup-hidup ke dalam lubang?
Num 16:31-33 Baru saja ia selesai mengucapkan segala perkataan itu, maka terbelahlah tanah yang di bawah mereka, (32) dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta milik mereka. (33) Demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada mereka turun hidup-hidup ke dunia orang mati; dan bumi menutupi mereka, sehingga mereka binasa dari tengah-tengah jemaah itu.
Dan apa yang kita dapat dari komentar-komentar ini?
Tetapi Korah dan teman-temannya menolak terang sampai mereka menjadi begitu buta sehingga manifestasi kuasa-Nya yang paling mencolok pun tidak cukup untuk meyakinkan mereka; mereka mengaitkan semua itu dengan ulah manusia atau setan. Hal yang sama juga dilakukan oleh bangsa Israel, yang sehari setelah pembinasaan Korah dan rombongannya mendatangi Musa dan Harun dan berkata, “Kamu telah membunuh umat TUHAN.” Meskipun mereka telah memiliki bukti yang paling meyakinkan tentang ketidaksenangan Tuhan atas tindakan mereka, dalam penghancuran orang-orang yang telah menipu mereka, mereka berani mengaitkan penghakiman-Nya dengan Iblis, dengan menyatakan bahwa melalui kuasa si jahat, Musa dan Harun telah menyebabkan kematian orang-orang yang baik dan kudus. Tindakan inilah yang memeteraikan hukuman mereka. Mereka telah melakukan dosa melawan Roh Kudus, sebuah dosa yang membuat hati manusia mengeraskan diri terhadap pengaruh kasih karunia ilahi. PP 405
Lalu bagaimana dengan pernyataan ini?
Dalam kasus Korah, Datan, dan Abiram, kita mendapatkan pelajaran peringatan agar kita tidak mengikuti teladan mereka. “Janganlah kamu mencobai Kristus, sama seperti beberapa orang dari antara mereka telah mencobai Dia, lalu mereka dibinasakan oleh ular. Janganlah kamu bersungut-sungut, sama seperti beberapa orang dari antara mereka bersungut-sungut, lalu dibinasakan oleh sang pembinasa. Semuanya itu telah terjadi kepada mereka sebagai contoh, dan semuanya itu telah dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita, yang telah sampai pada kesudahannya.” 3T 353
Bagaimana kita menyelaraskan pernyataan-pernyataan ini sambil tetap mempertahankan pewahyuan Karakter Allah dalam wajah Yesus Kristus? Jika kita mencari Bapa dengan segenap hati, maka kita akan menemukan-Nya. Kiranya kita menjadi pelaku hukum Taurat dan bukan pendengar yang hanya menipu diri kita sendiri.