seorang Depresan yang akhirnya menemukan Peristirahatan
nama ku Ruth Marina, dan aku orang yang sangat stresan dari kecil. Ya. Benar. Aku orang yang sangat pemikir, bahkan memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu ku pikirkan. Aku sering berpikir jauh ke depan, membayangkan bagaimana hal-hal terburuk yang bisa saja terjadi dalam hidupku. Oleh sebab itu, aku adalah seorang penakut, dan tidak tenang. Aku sering dihantui dengan hal-hal seperti “bagaimana kalau….” “nanti kalau….” Aku bisa melihat diriku tergambarkan dalam 2 ayat ini à Lukas 21:26 & Rom 12:3 --- aku adalah seorang yang penuh dengan ketakutan & pemikir yang memikirkan hal-hal yang tidak patut ku pikirkan.
Jujur ku katakan bahwa pada saat itu aku tidak religius meskipun aku adalah seorang Kristen (pengakuan saja), contohnya adalah ketika aku sakit, mungkin hanya demam atau sesuatu yang biasa saja, aku biasanya berpikir bahwa aku akan segera mati. Kedengarannya ekstrim tapi ya, itulah aku:")
Hari demi hari ku Jalani, tetap dengan ketakutan yang ada, hidup ku sangatlah tidak tenang.
Di sekolah, penuh dengan bully. Dari sisi akademis maupun non akademis, banyak yang tidak suka dengan ku. karena olahraga dan nilai Pelajaran ku bagus, karena banyak anak laki-laki di sekolah yang menyukaiku meskipun saya tidak secantik teman-teman ku, sehingga mereka sangat iri dan membully ku, mereka mengupdate status di media sosial dengan mendoakan agar aku cedera saat bertanding. Di les, saya juga dibully, terus-menerus diejek karena penampilan saya - saya berkulit sawo matang, tinggal di antara lingkungan orang Tionghoa atau banyak yang berkulit putih, ketika pemilihan peran, mereka memberi saya peran terburuk - Setan, karena mereka mengatakan saya paling pantas mendapatkannya, atau mereka tidak mengundang saya untuk berdiskusi. Rasanya menyedihkan sekali
Di rumah, tidak tenang. Aku tidak bisa dekat dengan orang-orang yang dirumah. Orang-orang selalu membandingkan kepribadian ku dengan kakak perempuan ku, hal ini membuat dia sangat tidak menyukai ku, sehingga kami jarang berbicara satu sama lain, ibu ku sangat sibuk di salon sehingga sebagian besar waktu ku di rumah hanya dihabiskan sendirian atau dengan pembantu. Ayah ku adalah seorang engineer kapal jadi ia jarang di rumah. Paling lama 1 bulan di rumah, 3 bulan atau lebih dia berlayar.
Hidup ku rasanya tampak dipenuhi dengan tekanan dan persaingan.. tapi smua itu ku pendam sendiri sementara menjalaninya.. bingung, cemas, takut, ingin kabur dan pergi, tapi aku gak tau kemana.. aku hanya bisa menangis dan bersedih, karena aku tidak tau kepada siapa aku bisa melepaskan semua beban berat ini. Aku ingin bebas dari keadaan seperti ini!
Masuk SMA, aku sudah lebih terbiasa dengan beban yang ku pikul sendiri ini.. tak terlalu menghiraukannya, aku hanya ingin menjalani nikmatnya masa remaja. Ya, dan memang aku menjalaninya. Menjadi orang yang dipercaya di organisasi sekolah, menjadi anggota geng, pulang larut malam, sibuk berorganisasi dan bekerja kelompok, semua tampak menyenangkan. Iya betul, menyenangkan saat aku menjalaninya… tapi saat aku Kembali pulang kerumah, Kembali sendiri, rasa itu tetap ada. Hampa. Kosong. Aku seperti bermuka dua. Seperti 2 orang yang berbeda. Ingin mencari kelepasan yang dapat membahagiakan ku, tapi kenapa Bahagia yang kurasakan pada masa itu tidak bisa melegakan ku? Justru aku Lelah..
Akhirnya aku mulai mencoba untuk membuka firman Tuhan. Iya, sebelumnya aku tidak pernah memiliki ketertarikan pribadi untuk membukanya, karena aku seperti tidak terlalu mempercayainya.. Saat itu, aku terbebani dengan pemikiran tentang Undang-Undang Hari Minggu dan kedatangan Kristus yang kedua kali, betapa menakutkannya hal itu untuk usia saya... karena khotbah yang sering saya dengar saat itu adalah kita akan dikejar-kejar untuk dibunuh. Jujur saya terinspirasi dari kisah Huss n Jerome, mereka meninggal dalam keadaan bernyanyi, saya ingin menjadi seperti mereka, tapi saya tidak tahu bagaimana caranya. Jadi saya takut tidak bisa bertahan seperti mereka.
hari-hari ku disekolah mulai bimbang, apa aku akan terus menjalani kehidupan seperti ini? Apakah aku akan lanjut kuliah dan bekerja? Apakah aku akan merasakan hidup yang Bahagia? Banyak hal yang kupertanyakan dan kupertimbangkan untuk bagaimana aku perlu menjalani hidup ini, aku takut aku tidak bisa bertahan lama..
Pada waktu itu sedang ramai diperbincangkan suatu grup pembelajar firman Tuhan yang di cap buruk, aku yang tidak punya bukti untuk mempercayai gossip-gosip buruk seperti itu, aku ingin untuk mencobanya. Aku pun datang dan masuk kesana, hari-hari ku Jalani dan aku tidak menemukan apa yang membuat orang tidak suka dengan grup ini, karena aku seperti Bahagia didalamnya. Aku mendapatkan teman dan keluarga baru yang sangat amat mendukung, yang bisa memperbaiki situasi jiwa ku yang depresan ini, aku memiliki orang-orang yang aku bisa percaya untuk aku bertukar cerita. Rasanya menyenangkan sekali.. aku pun memutuskan untuk berhenti sekolah. Iya. Hanya sampai kelas 2SMA. Aku tidak mau melanjutkan Pendidikan itu. Karena…. 1. Aku tidak Bahagia, 2. Aku hanya akan bisa bertahan dengan aku berdosa. Karena aku yang dari awal SMA tidak ada pikiran untuk memiliki nilai yang bagus, kehidupan SMA ku penuh dengan contekan. Ya, dan aku sudah disadarkan bahwa itu dosa, aku tidak mau untuk melakukan itu lagi. Jadi kupikir, daripada aku tetap bertahan dengan nyontek, lebih baik aku mengundurkan diri. Toh, kalau pun aku tetap bertahan tanpa nyontek, aku pun juga akan mempermalukan diri dan keluarga ku karena kemungkinan besar aku tidak akan naik kelas tanpa menyontek.
Berhenti sekolah, hari-hari ku di isi dengan bible study. Rasanya senang sekali, aku yang sebelumnya tidak pernah belajar alkitab, disinilah ku mulai pembelajaran alkitab ku. Disinilah pertama kali aku merasakan cinta firman Tuhan. Aku semangat sekali. Benar-benar semangat. Aku jadi orang yang benar-benar tidak peduli dengan apa yang orang lain mau katakan terhadap aku. Aku yang termasuk cepat mengerti, aku pun menjadi salah satu anak muda yang dipercaya untuk mengajar dan menjelaskan Pelajaran. Bagiku itu suatu hal yang mudah dan aku suka untuk melakukannya! hari, bulan, dan tahun berlalu, tak terasa sudah 6 tahun aku menjalani kehidupan ku di grup ini.. beranjak dewasa, pikiran ku pun semakin berjalan. Suatu hari, aku bertanya pada diriku sendiri tentang keadaan ku, apakah dengan semua yang kulakukan ini, setiap hari tanpa Lelah ku Jalani kehidupan seperti ini, bible study pagi siang dan malam tanpa henti, apakah aku sudah bisa yakin dengan keselamatan ku ya?
Ternyata, aku gemetar. Ternyata aku belum yakin dengan keselamatan ku pribadi. Aku mulai flashback kehidupan ku, kesadaran mulai muncul, hal-hal yang sebelumnya aku tidak sadari, saat itu aku pertanyakan, kenapa aku begitu ya? Kenapa sikap ku begitu? Kenapa aku seperti jadi orang yang semena-mena terhadap orang lain? Kenapa aku menjauhi orang lain yang berbeda dengan ku? Apakah yang ku lakukan selama ini benar?
Pertanyaan-pertanyaan itu mulai menuntun ku kepada pencarian pribadi. aku mulai mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang aku tidak bisa jawab dan tidak ku temukan juga dari bible study Bersama… hasilnya, mencengangkan.. banyak sekali ternyata hal-hal yang ku lakukan, yang tidak sesuai dengan firman Tuhan.. cara ku bersikap terhadap orang lain, cara ku memperlakukan orang lain, sangat menyedihkan.. aku melihat ternyata aku orang yang sangat kejam, sangat menindas orang lain yang tidak setuju dengan ku, dengan mudah aku memvonis mereka dengan berbagai kesimpulan buruk, dan aku melakukannya tanpa rasa bersalah sama sekali..
aku malu, aku sedih.. aku bingung harus bagaimana, hatiku mulai bergejolak..
selain dari sikapku, aku pun menyadari akan waktu-waktu ku yang sempit, ternyata banyak hal yang telah ku lalaikan.. aku tidak bisa berolahraga secara maksimal, tubuh ku pun melemah karena kebanyakan duduk diam didepan laptop, kebun ku pun jg tidak terurus karena waktu yang ada sangat sedikit untuk mengurusnya sementara aku pun tetap perlu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dirumah, belum lagi pencarian pribadi ku untuk hal-hal yang belum ku temui jawabannya. Aku seperti terhimpit oleh banyak hal yang perlu aku lakukan, tapi aku bingung, bagaimana aku harus menjalaninya. Aku pun bergumul.
Lama ku renungkan, bagaimana aku harus menjalani hidup ini, ternyata aku masih bimbang. Ternyata masih banyak hal yang masih ku pertanyakan, ternyata masih banyak tanggungjawab yang ku lalaikan. Tuhan, aku harus bagaimana? Aku takut. Aku takut, yang mana yang harus ku pilih? Semua tampak penting. Tapi yang mana yang aku perlu utamakan? Keyakinan ku selamat secara pribadi atau kelompok?
Secara kelompok, aku sangat merasa aman dan nyaman. Aku seperti berada di comfort zone, aku yakin aku selamat saat aku berada di kelompok. Tapi di sisi lain, aku tidak yakin dengan keselamatan ku pribadi setelah aku mereview ulang bagaimana kehidupan ku.
Akhirnya setelah pergumulan Panjang, aku pun memilih, untuk lebih focus dengan pembelajaran pribadiku. Karena disinilah yang aku belum bisa pastikan. Aku mulai banyak membaca buku-buku baru, kutipan-kutipan baru, yang sebelumnya aku tidak pernah mengetahuinya. Dari situ pun aku dibukakan akan hal-hal yang sebelumnya aku tidak sadar bahwa itu salah.. aku pun menguji ulang hal-hal yang telah kupelajari, untuk bisa ku Yakini secara pribadi, bukan lagi secara kelompok..
ternyata, banyak hal sebenarnya yang tidak bisa aku setujui, cara-cara hidup ataupun Keputusan yang ku lihat di kelompok, yang sebelumnya aku pikir benar, ternyata aku tidak bisa lagi menyetujuinya.. aku pun mulai menunjukkan warna ku dari hasil pembelajaran pribadi itu, tapi ternyata aku tidak bisa. Karena untuk menjadi berbeda seperti yang ku lakukan, membuat ku terlihat dan dinilai seperti pemberontak dan seorang yang tidak onemind.. aku bingung harus bagaimana, hatiku sangat bergejolak. Sampai suatu hari, aku dihujani dengan sebuah vonis dan tuduhan. Aku bingung bagaimana aku harus menyikapinya.. aku tau yang diomongkan itu sama sekali tidak benar. Tapi kenapa semua orang tampak percaya dan mendukung omongan-omongan yang tidak benar itu? Aku seperti ikan salmon yang harus menerjang arus yang sangat kuat. Berusaha menguatkan diriku yang sebenarnya sudah tidak kuat. Banyak hari ku lalui dengan rasa kecewa, sedih, dan menangis. Masa kecil ku yang gelap seperti datang lagi, hanya dalam taraf yang berbeda. Aku stress, aku takut, aku membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini? Kenapa jadi begini? Kenapa yang ku anggap keluarga tidak bisa percaya dengan ku? Tapi paling tidak, kali ini aku lebih tenang menjalaninya, karena aku tau Tuhan melihat segala sesuatu yang ada. Aku menyerahkan segala sesuatu kepada Nya. Suatu hari dalam hari-hari ku yang masih terasa suram karena tuduhan-tuduhan dan vonis yang ada, aku diperkenalkan kepada maranathamedia. jiwa ku yang Lelah ini rindu sekali untuk mendapatkan kelepasan, aku pun menyelidikinya secara pribadi. aku ingin merasakan secara pribadi, apa yang kira-kira bisa ku dapatkan dari sini..
aku mulai membuka websitenya.. “Proclaiming the Non-Violent Character and Rest of the Father and His Begotten Son” …Rest? Menarik.
Aku membuka bagian bukunya, berdasarkan keadaan jiwa ku yang penuh stress dan ketakutan ini, aku tertarik kepada 2 buku. Buku pertama yang ku baca dari website ini – Father of Love Removing the Veil of Fear and Condemnation. Dari judulnya, sangat menarik perhatian ku. Aku sambil membayangkan, “apa benar fear and condemnation bisa benar-benar dihilangkan?” aku pun membacanya, dan… aku terheran-heran. Aku kagum. Aku seperti melihat “Tuhan” yang baru, aku tidak pernah mengetahui hal-hal seindah ini.. kenapa indah sekali? Selama ini aku pikir aku “sudah mengerti tentang Tuhan” tapi kenapa buku ini sangat membuat ku terheran-heran, dan juga menjawab sedikit demi sedikit pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya aku belum dapat jawabannya..
Penjelasan tentang Karakter Tuhan yang ada didalam buku ini sangat-sangat Indah! Jiwa ku yang penuh ketakutan dan stress ini mulai diredakan dengan hal-hal yang ada didalamnya.. aku yang dulunya tidak terlalu mempercayai Tuhan karena imagenya yang terkenal kejam dan bisa melakukan apapun yang Dia mau, aku seperti ada "waktu-waktunya" dengan Tuhan. Kadang aku berani datang, kadang tidak. Bahkan dulu aku pernah berdoa ke Setan, karena aku terlalu takut untuk datang ke Tuhan, aku tidak yakin Dia masih mau menerima ku. Masa lalu ku yang seperti itu karena apa yang ku mengerti tentang Tuhan sangat dibongkar habis melalui buku ini. Aku membayangkan bagaimana rasanya jadi Tuhan yang selama ini aku tuduhkan sebagai penyebab rasa susahku. Tapi kenapa Tuhan tidak membenci aku yang sangat keterlaluan ini?
Hatiku benar-benar diluluhkan dengan karakter Tuhan yang ku temukan melalui buku ini. Aku tak sanggup lagi menyalahkan Tuhan untuk kesusahan yang ada dalam hidupku. Aku pun jadi mengerti kenapa aku jadi semena-mena terhadap orang lain, karena sebelumnya aku pikir Tuhan semena-mena terhadap aku. Salah satu kalimat favorit ku dari buku itu “Your perception of who God is will determine your own thoughts and actions”… aku bisa melihat benarnya. Aku setuju. Karena bagaimana yang selama ini ku pikirkan tentang Tuhan, itulah yang terungkap melalui pikiran dan Tindakan ku.
Buku ini meninggalkan impresi yang sangat dalam tentang Siapa dan Bagaimana Tuhan itu. Dan impresi itulah yang mendorong ku untuk menerjemahkan buku ini kedalam Bahasa Indonesia. Aku sangat ingin pengalaman ku bisa dirasakan oleh teman-teman ku yang ada di Indonesia juga. Impresi itu Sangat membekas dalam di hatiku, dan aku pun dapat melihat bagaimana progress kehidupan ku setelah mempelajari buku itu. Aku diyakinkan untuk tidak lagi melihat apa yang manusia lakukan kepada ku, tapi lebih difokuskan untuk melihat Apa yang Bapa dan Anak telah lakukan untuk ku sesuai dengan penjabaran di buku itu, agar itu yang menentukan aku untuk bersikap terhadap orang lain…
Buku kedua yang menarik perhatian ku – Perang Identitas. Aku dapat melihat diriku dalam cover buku itu. Diri yang berperang untuk hidup seperti ini atau itu. Diri yang penuh kebingungan, karena tidak tau akan esensi kehidupan. Buku Perang Identitas, memberikan ku Pelajaran yang sangat berharga akan Bagaimana Nilai manusia dihadapan Bapa. Bukan hanya nilai ku, tapi juga orang lain. Memberikan ku Pelajaran yang sangat berharga juga tentang bagaimana Kerajaan Surga yang didasari oleh sebuah hubungan.
Ini adalah hal yang belum pernah ku ketahui sebelumnya! Ternyata, seberharga itu suatu hubungan. Selama ini, aku merasakan bagaimana rusaknya suatu hubungan, mulai dari keluarga hingga teman-teman, depresi dan stress berlebih yang mendominasi hidupku karena tidak memiliki “tempat pulang” untuk bercerita, membuat diriku sangat berat untuk memikul semua sendiri. Aku baru menyadari nilai suatu hubungan. Aku pun ternyata bernilai, karena hubungan ku dengan Bapa di surga:”) aku baru menyadari, saat hubungan itu berhasil Setan rusakkan, yang ada memang perpecahan, rasa tidak percaya, rasa curiga, dan nilai pertukarannya pun berubah menjadi performa dan pencapaian, dan hal-hal yang kita lakukan.
System Kerajaan Tuhan yang dijabarkan dalam buku ini sangat memberi ku kelegaan dan kelepasan, peristirahatan Dimana aku tidak perlu lagi takut dan stress dengan jerat-jerat manusia. Dengan tuntutan dan aturan-aturan manusia. Aku tidak perlu takut untuk menjadi berbeda dengan mayoritas, karena nilai ku ada pada Bapa ku yang di Surga, bukan pada sesama manusia. Dari Pelajaran Perang Identitas ini, membuat ku berubah cara pandang ku terhadap nilai suatu kehidupan, betapa berharganya kehidupan manusia, dan mulai berani untuk melangkah dan merasakan bagaimana kemerdekaan sebagai Anak Bapa. Aku baru mulai merasakan paling kurang sedikit, dari yang Tuhan Yesus katakan di Yohanes 8:32. Ternyata kebenaran benar-benar bisa membebaskan ku dari belenggu stress dan ketakutan! Aku sangat bersyukur bisa merasakan pengalaman seperti ini. Dan aku rindu untuk merasakan pengalaman-pengalaman baru dari Pelajaran-pelajaran indah ini.