Bapa Kasih Indonesia

Belajar Mengenal Tuhan

Diposting Mei 23, 2025 oleh Alvin Corwin di dalam Kesaksian
17 Hits

Perjalanan saya dalam mempelajari para penulis pendahulu seperti F.T.Wright, Robert J. Wieland, membuat saya mulai menggali lebih dalam hingga ke para pioneer Advent yang lain, selain Waggoner dan Jones. Saya mulai melirik-lirik ke pioneer lain, seperti Uriah Smith, Steven Haskell, J.H. Waggoner, James, etc. Saya sungguh bersyukur mempelajari tulisan mereka. Hingga suatu saat saya menyadari bahwa banyak dari para pioneer mempelajari juga dari orang-orang terdahulu-nya lagi, seperti para Reformator, dan para Komentator Alkitab, seperti Albert Banes, Matthew Henry, John Wesley, etc.

Disini lah saya makin menggila dalam pembelajaran saya, saya betul-betul bersyukur akhirnya saya bisa menikmati sedikit udara bebas walaupun masih berada dalam grup lama yang notabene, amat sulit untuk memiliki kebebasan berpendapat, kebebasan belajar dari siapapun, kebebasan berdiskusi, berdialog dan menguji berbagai hal. Semuanya hanya dalam bentuk menerima saja, tidak memiliki kemampuan untuk mengolah perbedaan pendapat bahkan dalam hal yang kecil sekalipun, paling kurang ini yang saya rasakan. Amat sulit untuk berbagi yang berbeda, dan unik. Sehingga semua ini harus saya lakukan secara "sembunyi", saya harus menikmati ini secara sendirian, yang mana sebenarnya itu amat bertentangan dengan keinginan saya untuk membagikan keindahan yang saya sudah perhitungkan seperti mutiara-mutiara ini.

Pada saat ini juga saya memiliki perbedaan-perbedaan dengan kembaran saya, yang bernama Alwin. Ia masih amat rajin menghadiri kegiatan pembelajaran Alkitab itu setiap harinya, dia semakin diyakinkan, sementara saya makin tidak diyankinkan. Kami cukup banyak berantem dan berdebat. Walaupun disaat itu Ia pun sudah mulai mempelajari Maranatha Media. 

Perlahan-lahan, saya mulai membagikan ke teman-teman yang saya rasa Tuhan yang kirimkan bagi kami, teman-teman yang mau menyadari kekeliruan yang ada, dan mau mendengar perspektif lain dari kebenaran firman Tuhan. Mereka terdiri dari orang muda, maupun orang tua, semua dengan keluh kesahnya masing-masing, namun kehilangan arah "mau kemana lagi?". Saya tidak dapat menjelaskannya secara rinci disini, namun pada akhirnya, perlahan, ketika saya mulai mempelajari, dan mulai membagikan, mulai terbukalah perbedaan-perbedaan dari pengertian yang lama dengan anggur baru yang amat manis ini. Awalnya kami masih coba bertahan untuk melihat apakah ada kemungkinan untuk bertahan, namun nyata-nya tidak.

Disaat-saat saya butuh bantuan dalam kebingungan perjalanan "Mau Kemana Lagi?" saya pun menghubungi Ps. Adrian Ebens, kebetulan (walaupun tidak ada yang kebetulan) saya menemui email beliau di salah satu komentar di youtube. Mulai saat itulah saya berkomunikasi dengan "pihak luar" dari group saya. Dan itu menjadi salah satu momentum paling indah dalam perjalanan kehidupan kerohanian saya. Nuansa yang ia berikan, amat berbeda aromanya, "sungguh wangi", dan sejuk. Saya tidak merasakan kelembutan seperti itu sebelumnya, dan sikap yang amat ramah namun berdiri tegas untuk kebenaran terkombinasi dengan baiknya.

Sebelumnya saya sudah menikmati beberapa buku dan artikel dari MaranathaMedia.com, sehingga saya memang sudah memiliki rencana untuk mempelajarinya lebih lanjut. Saya pun sebelumnya sudah merasakan atmosfir yang berbeda dari video-video yang saya tonton, dan pengertian yang ditawarkan selalu menggoncang pikiran saya, dan menarik perhatian saya. Sungguh amat berbeda dan indah. Setiap video yang saya tonton saya dapat katakan hal itu. Selalu berhasil menawarkan alternatif sudut pandang pikiran dalam melihat kebenaran firman Tuhan. Sungguh mulia!

Di email yang saya kirim kepadanya, saya menawarkan diri untuk menerjemahkan buku-buku maranathamedia.com, disitulah pekerjaan kami, talenta kami, yang selama ini terpendam dan disimpan, akhirnya tersalurkan dalam pekerjaan Tuhan. Dan dari penerjemahan buku-buku ini jugalah, saya mendapatkan perjalanan mengenal Tuhan jauh lebih mendalam. Berbasiskan fondasi-fondasi yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan, hati saya diyakinkan bahwa inilah kebenaran, walaupun ini tidak mudah untuk dipercaya pada awalnya. Karena seluruh pengertiannya begitu amat bertentangan dengan kekotoran hati manusiaku yang jahanam ini. Amaatttt sulit menerimanya, namun Tuhan bersabar, dan terus menunggu saya untuk bisa melihat-Nya dengan cermin yang semakin tidak samar dan tidak tertutupi oleh tabir dosa.

Puji Tuhan, setelah sekian lama mengembara ke berbagai ministry, saya bisa merasakan saya akhirnya berada di rumah. Rumah yang benar-benar saya bisa rasakan kebebasan yang bertanggung jawab, bukan pada manusia, namun pada Bapa-Ku yang terkasih di dalam Anak-Nya yang terkasih, Yesus Kristus. Saya bisa merasakan dengan kesungguh-sungguhan, bahwa surga memang adalah, "Perjalanan tiada henti menuju Bapa melalui Anak-Nya yang terkasih Yesus Kristus" dengan melihat keindahan mulia dari karakter kasih-Nya. 

Saya mengundang kita semua, untuk berikan satu kali kesempatan untuk menyelidiki mutiara-mutiara ini. Dan ujilah Tuhan. Tuhan memberkati.